“begini saja,
Apa kau pernah jadi pelacur?
Merasakan detak yang sama?”
Tiba-tiba kau bertanya,
entah darimana
terkesiap aku terjaga,
akan hendak menjawab apa?
Kau lalu mengerang,
mengutuki kata-katamu sendiri
mata penuh amarahmu terus bertanya,
“Apa kau pernah jadi pelacur?
Merasakan detak yang sama?”
Terus terang,
aku tak benar-benar siap menjawab “belum” pertanyaanmu
entah karena “tidak”
atau yang paling kurenungi sejak lama, “akan”.
Dunia ini penuh kemungkinan, sayang
aku dan kau mungkin berada di kamar yang sama
bercerita pada malam yang sama
mengakrabi garis wajah yang sama
lalu berdua kita menjadi tuhan, menjadi rembulan,
menjadi terasing dari pertanyaan-pertanyaan galau mu
“Apa kau pernah jadi pelacur?
Merasakan detak yang sama?”
Jogja,
110829
Senin +- 03.10
sumber gambar: google
